VALENTINE HARI KASIH YANG SEMU

Edisi 3/Jumat 25 Februari 2013 M.
11 Rabiul Akhir 1434 H.

VALENTINE HARI KASIH YANG SEMU
 Oleh: Hadi Syahputra Harahap, S. Sos*
PENDAHULUAN
Memasuki bulan Februari di Negara Muslim terbesar (Indonesia) yang berpenduduk ±220 juta jiwa, mayoritasnya menganut agama Islam ada suatu pemandangan yang menimbulkan tanda tanya besar bagi setiap muslim. Toko-toko swalayan menyediakan bunga- bunga berwarna merah, kartu-kartu ucapan selamat yang umumnya berlogo cheo pad (dewa cinta dalam keyakinan romawi kuno), hotel-hotel dan restoran mewah menyediakan paket valentine, siaran radio dan televise disusun sedemikian rupa untuk memeriahkan hari valentine yang jatuh pada tanggal 14 Februari yang pada umumnya pangsa pasarnya adalah generasi muda umat Islam.
Apakah ini tradisi Islam? Kalau tidak, kenapa orang yang mengaku dirinya beragama islam ikut merayakannya? Lalu apa solusinya sehingga umat mayoritas tidak mengekor kepada umat minoritas? Uraian berikut mungkin dapat menjawab pertanyaanpertanyaan ini.

SEJARAH HARI VALENTINE
Beberapa referensi menjelaskan bahwa hari valentine adalah hari kasih sayang bangsa romawi yang menganut Animisme yang dirayakan semenjak 17 abad yang silam sebagai ungkapan kasih sayang kepada dewa. Peringatan ini berasal dari sebuah legenda bahwa Romelius (pendiri kota Roma) disusui oleh seekor serigala sehingga ia tumbuh menjadi orang yang berbadan kuat dan berakal cerdas. Maka bangsa Romawi mengabadikan peristiwa tersebut pada pertengahan bulan Februari dengan prosesi perayaan dengan menyembelih seekor anjing dan domba, lalu dipilih dua orang perjaka yang berbadan tegap untuk dilumuri tubuhnya dengan darah anjing dan domba. setelah dilumuri darah anjing dan domba mereka dimandikan dengan air susu, lalu diarak keseluruh penjuru kota sambil memegang cambuk yang terbuat dari kulit. di sepanjang jalan para wanita romawi menyambut hangat lesatan cambuk ke tubuhnya, karena diyakini berkhasiat menyembuhkan penyakit dan mudah mendapat keturunan".
HUBUNGAN VALENTINE DENGAN PERAYAAN DI ATAS
Valentine adalah nama seorang pendeta Kristen yang dibunuh oleh Claudius (Raja Romawi) pada tahun 296 M. Melalui sebuah penyiksaan karena dia pindah agama dari seorang penganut Animis Romawi menjadi seorang Kristiani. Setelah bangsa Romawi memeluk agama Kristen mereka tidak membuang tradisi Animis tersebut tetapi menggantinya dengan memperingati hari kematian Valentine sebagai tokoh penyebar cinta dan prosesi peringatannya dimodifikasi dengan membuat sebuah perkumpulan massa, lalu menulis nama-nama wanita yang telah memasuki umur nikah pada lembar kertas, lalu digulung. Kemudian dipanggil seorang pemuda untuk mengambil satu kertas dan membukanya. Nama wanita yang tertulis dikertas tersebut akan menjadi pasangannya selama setahun, andai setelah satu tahun hidup bersama tanpa nikah mereka merasa serasi mereka melanjutkannya dengan pernikahan. Andai tidak ada keserasian maka pada hari valentine tahun mendatang mereka berpisah.
Perayaan ini ditentang oleh para tokoh agama saat itu dan mereka mengeluarkan larangan memperingatinya karena dianggap merusak akhlak para pemuda dan pemudi. Tidak ada informasi yang jelas tentang siapa yang menghidupkan kembali tradisi ini. Beberapa cerita mengungkapkan bahwa di Inggris orang-orang memperingatinya sejak abad XV M.

MENYIKAPI HARI VALENTINE
Pertama, Bahwa perayaan hari valentine adalah suatu upacara suci orang-orang Romawi yang Animis sebagai ungkapan cinta kepada dewa mereka, tradisi ini adalah tradisi syirik tak ubahnya bagaikan ritual orang-orang Arab penyembah berhala mengungkapkan cinta kepada berhala yang berada di sekeliling Ka'bah dengan cara mengelilinginya dalam keadaan telanjang tanpa memakai sehelai benangpun sambil bertepuk tangan dan bersiul, sebagaimana yang Allah jelaskan: "Sembahyang mereka di sekitar Baitullah itu, lain tidak hanyalah siulan dan tepukantangan. Maka rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu".(Q.S. Al Anfaal:35). Lalu tradisi ini dihapus Rasulullah SAW setelah menaklukkan kota Mekkah dan membersihkannya dari kesyirikan dan Allah mengancam orang-orang yang melakukannya dengan siksaan yang pedih. Kedua, Kemudian umat Kristen Romawi mengadopsi tradisi ini dengan merayakan kematian Valentine sebagai lambang penebar cinta dan damai, akan tetapi itu cuma slogan, karena prosesi perayaannya tak lebih dari kesempatan mencari pasangan haram untuk setahun kedepan bagaikan kucing yang mencari pasangannya untuk musim kawin di bulan Februari dan ini bertentangan dengan ajaran Kristen sehingga para pendeta melarangnya. Ketiga, sebagian besar umat Islam yang pada umumnya remaja yang ikut merayakan valentine dengan saling berkirim kartu ucapan valentine atau menghadiahkan bunga mawar atau saling berkirim surat cinta atau ikut mengadakan atau hanya sekedar menghadiri acaranya. Umumnya mereka mengajukan alasan bahwa mereka hanya memanfaatkan kesempatan, valentine untuk mencari pasangan hidup yang setia, Para pria dan wanita yang sudah berumah tangga beralasan bahwa hari valentine adalah kesempatan untuk melanggengkan rumah tangga dengan saling mengungkapkan rasa cinta, Orang-orang yang memiliki teman sejawat, sekantor, seprofesi yang beragama Kristen beralasan bahwa hari valentine adalah kesempatan untuk mempererat hubungan. Alasan yang mereka ajukan laksana menegakkan benang basah, sadar ataupun tidak mereka termasuk dalam ancaman sabda Nabi:“Barang siapa yang meniru tradisi suatu kaum maka dia adalah bagian dari kaum tersebut.”( H.R. Ahmad). Maka orang Islam yang ikut merayakan hari valentine sesungguhnya dia adalah bagian dari umat Nasrani atau bagian dari kaum Animis romawi kuno. Keempat. Realita banyaknya umat islam yang ikut merayakan hari kasih- sayang ini sangat mengherankan padahal dalam agama islam telah menjelaskan secara lengkap bahwa mereka bagaikan Bani Israel yang menukar makanan dari langit dengan ketimun, bawang putih, kacang padas, dan bawang merah, sungguh barter yang sia-sia.
Cinta dalam islam merupakan salah satu pilar penting dalam beribadah, ibadah yang tidak didasari rasa cinta akan terasa hampa. Sedangkan ungkapan cinta kepada Allah dapat dipupuk dengan hal-hal berikut:
a.  Mengikuti ajaran Rasulullah SAW, Sebagaimana Allah SWT pernah berkata, Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku.” (Q.S. Ali Imran: 31).
b. Melakukan amalan fardhu dan sunat, Nabi saw. bersabda: Dan tidaklah seorang hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Kucintai daripada perbuatan yang telah Kuwajibkan dan hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan melaksanakan amalan-amalan sunah hingga Aku mencintainya, maka apabila Aku telah mencintainya Aku menjadi pendengarannya yang ia mendengar dengan pendengaran tersebut, Aku menjadi penglihatannya yang ia melihat dengan penglihatan tersebut, Aku menjadi tangannya yang ia bekerja dengan tangan tersebut, dan Aku menjadi kakinya yang ia berjalan dengan kaki tersebut. Andai ia minta kepada-Ku niscaya Aku beri, dan andai ia minta perlindungan-Ku, akan Kuberi”. (HR. Bukhari).
c.  Sering membaca Al quran, dalam sebuah hadist Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam mengutus seorang lelaki memimpin sebuah ekspedisi, dia selalu membaca sebuah (surat) ketika shalat mengimami para pasukannya dan menutup bacaannya dengan ‘Qul Huallohu Ahad, tatkala mereka kembali, mereka menceritakan hal tersebut kepada Rasulullah SAW, Lalu Ia bersabda, "Tanyakan padanya, kenapa ia melakukan hal tersebut? lalu mereka bertanya kepadanya, Ia berkata: “Karena surat tersebut (Al Ikhlash) menjelaskan sifat Ar Rahman, maka saya sangat cinta untuk membacanya,” lalu Rasulullah bersabda: “Beritahu dia bahwa Allah ta`ala mencintainya.”( Muttafaq ’alaih).
d. Mengucapkan Assalamu'alaikum saat bertemu atau masuk rumah, sabda Nabi saw. :Demi yang jiwaku ada di tangan-Nya, kalian tidak akan masuk surga hingga kalian beriman dan kalian tidak akan beriman hingga kalian saling mencintai, maukah aku tunjukkan kalian tentang suatu hal jika kalian melakukannya, kalian akan saling mencintai, tebarkan salam di antara kalian”.( HR. Muslim).
eSaling mengunjungi/silaturrahim, sabda Nabi SAW: Seorang lelaki menziarahi saudaranya di kampung lain, lalu Allah mengutus seorang malaikat mengawasi perjalanannya, tatkala ia sampai di kampung tersebut, malaikat berkata, mau kemanakah engkau? ia berkata: Aku ingin mendatangi saudaraku di kampung ini, malaikat berkata: Apakah engkau mengunjunginya karena ingin mendapatkan manfaat duniawi?, ia berkata: Tidak, hanya karena aku mencintainya karena Allah, malaikat berkata: Sungguh aku adalah utusan Allah kepadamu bahwasanya Allah telah mencintaimu seperti engkau mencintai si fulan karena-Nya”. (HR. Muslim)

f.   Ungkapkan rasa cinta anda kepadanya dengan ucapan: Aku mencintaimu karena Allah" dan yang diberi ucapan harus menjawab, Semoga Allah mencintaimu". Sabda Nabi: “Ada seorang lelaki di sisi Nabi SAW, lalu seorang lelaki lewat maka yang di sisi Nabi berkata: “Wahai Rasulullah, sungguh aku mencintai orang ini”, Nabi SAW bersabda kepadanya: Apakah engkau telah memberitahukannya?, ia berkat: Tidak, ia bersabda: Beritahu dia, lalu ia menyusul orang tersebut dan berkata : Sesungguhnya aku mencintaimu karena Allah, lalu ia menjawab : Semoga Zat yang engkau mencintaiku karena-Nya mencintaimu. (HR Abu Daud).
SERUAN BAGI SEMUA KALANGAN

Pertama, Kepada Remaja Islam Perayaan valentine bukanlah hari baik untuk mencari jodoh, karena ia merupakan perayaan syirik, walaupun anda mendapatkan pasangan setia saat itu di dunia sungguh dia bukan pasangan anda sejati, apalagi nanti di akhirat (mungkin juga di dunia) anda dan dia akan saling bermusuhan, karena pasangan yang sejati adalah pasangan yang bertakwa dan orang-orang bertakwa tidak akan mau menghadiri perayaan syirik semacam itu. Kedua, Bagi Pasutri memanfaatkan kesempatan syirik hanya akan memadamkan lentera cinta anda yang mulai redup dan akan menyulut api yang akan membakar rumahtangga anda.  Ketiga, Bagi Seluruh Ummat Islam, Allah tidak melarang anda untuk berteman dengan orang diluar islam, akan tetapi Allah melarang.
PENUTUP
Akhirul kalam, kita sebagai umat Islam harus mampu memfilter dan menyaring tradisi- tradisi dari luar Islam yang dibawa melalui arus informasi dan globalisasi modern karena dapat berdampak terhadap aqidah terutama di kalangan remaja/generasi muda ataupun umat Islam pada umumnya.



* Penulis Adalah Penyuluh Agama Islam Kecamatan Medan Marelan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gema Irama Pokjaluh Medan